Gereja Merah Kota Kediri

Selain Gereja Puhsarang yang terkenal dengan perpaduan arsitek Eropa-Jawa. Di Kediri, Jawa Timur, juga terdapat gereja tertua yang dibangun pada awal abad 19, dengan gaya arsitektur Eropa. Selain menjadi satu-satunya bangunan cagar budaya, gereja ini juga menyimpan injil kuno dari peninggalan tahun 1867.


Ads by Razor WebAd Options
Kerkeeraad Der Protestanche Te Kediri, itulah nama asli Gereja Protestan Barat (GPIB) di Kediri, Jawa Timur, yang saat ini dikenal dengan sebutan Gereja Merah. Gereja ini pertama kali dibangun oleh orang Belanda JA Broers pada tahun 1904. JA Broers yang kala itu seorang pendeta diutus pemerintahan Hindia Belanda untuk mengajarkan agama protestan di Kediri.

Ads by Razor WebAd Options

Baru pada tahun 1948, gereja ini diserahkan pemerintah Belanda kepada pengurus gereja asli pribumi. Sejak dibangun hingga saat ini, Gereja Merah baru mengalami satu kali pemugaran pada tahun 2005 lalu. Selain bangunan, interior gedung juga masih asli, seperti kaca jendela, balkon, kursi, kayu penyangga.

 

Gereja ini juga menyimpan kitab injil kuno berbahasa Belanda yang dibuat tahun 1867. Juga terdapat koleksi empat buah gelas kuno terbuat dari bahan perunggu. Menurut pengurus gereja, Pendeta Mery Gimon, pengurus mengaku kesulitan merawat gereja ini. 

 

Sebutan Gereja Merah mulai digunakan pada tahun 1994, sebelumnya gereja ini berwarna putih gading. Kemudian gereja ini seluruhnya dicat merah untuk menghemat biaya perawatan, sehingga masyarakat menyebutnya Gereja Merah. Hingga kini Gereja Merah menjadi satu-satunya gereja Se-Karisidenan Kediri yang menjadi cagar budaya.
Dikutip dari: http://www.iik.ac.id/webv2/home/indexin.php?opt=artIN&id=160

0 komentar:

Posting Komentar